Flash Magazine
Jumat, 01 Mei 2009
Asiknya Berkarier di ‘Udara’
Bayangkan jika kita berada di tengah kemacetan kota pada saat sedang pergi hang out bareng-bareng sama temen kita di dalam mobil. Bayangkan jika kita selama setengah jam atau berjam-jam (jika kita terjebak dalam situasi macet total) berikutnya, kita mendengarkan alunan musik yang sama dari CD yang sama secara terus-menerus. Boring banget ga sih? Tapi untunglah di tengah perjalanan saat kita menuju tempat tujuan, ada satu sahabat setia kita yang selalu menemani kita di jalanan dengan kicauannya. Si sahabat inilah yang membuat setiap perjalanan jauh atau hari-hari kita terasa fresh setiap saat. Siapakah dia? Tak lain, tak bukan jawabannya adalah radio!
INTERMEZZO: APA ITU DUNIA BROADCASTING?
Bagaimana sebuah radio berproduksi? Bagaimana sebuah radio bisa ada? Itu semua merupakan pertanyaan-pertanyaan dasar dari berdirinya sebuah dunia broadcasting. Loh koq bisa? Bisa! Karena dunia radio merupakan dunia broadcasting dimana semua orang yang terlibat di dalamnya dituntut untuk memiliki informasi dan kemampuan yang memadai di bidang ini.
Secara teknis, radio bekerja dengan mengubah suara atau sinyal lain menjadi gelombang elektromagnetik atau disebut juga gelombang radio. Gelombang inilah yang bergerak melalui udara dan angkasa menembus benda padat. Hal ini mungkin karena gelombang ini bergerak dengan ukuran kecepatan cahaya 299,792 km/detik. Saat sinyal diterima receiver, ia segera diubah ke bentuk semula yaitu suara. See? Jadi itulah proses dimana kita bisa mendengarkan lagu-lagu Melly Goeslaw atau dari Maroon 5 saat kita sedang mencari-cari gelombang radio di dalam mobil atau sedang bengong di dalam kamar saat tape kesayangan menyiarkan suara penyiar favorit kita.
BROADCASTING: BEHIND THE SCENE
Coba tebak beberapa nama berikut! Indra Safera, Farhan, Meutia Kasim, Indy Barents, dsb. Apakah nama-nama mereka terdengar begitu familiar? Yup! Tepat sekali! Mereka adalah para entertainer yang saat ini seringkali nongol di layar kaca untuk menghibur kita sebagai presenter atau terkadang bintang iklan. Dari manakah mereka memulai karir? Jawabannya hanya satu: dunia broadcasting!
Walaupun dunia broadcasting merupakan sebuah dunia behind the scene, tapi profesi-profesi yang ada di dalamnya tak kalah menarik dan menantang lhooo... Buktinya, nama-nama artis di atas mengawali karirnya dari dunia ini.
Berikut adalah profesi-profesi yang terdapat dalam dunia broadcasting, yang oke banget untuk dijadikan pilihan karir. Check this out!
Penyiar
Bisa dibilang, penyiar merupakan ujung tombak sebuah stasiun radio. Merekalah yang sehari-hari menyapa pendengar dengan suara merdunya yang hangat dan komunikatif setiap hari. Sebenarnya, syarat apa aja yang dibutuhin untuk jadi seorang penyiar radio?
Ilmu komunikasi adalah kuncinya! Lebih spesifik lagi, seorang penyiar radio dituntut dan wajib untuk memiliki bakat ngomong dan bakat berkomunikasi karena mereka memiliki keharusan untuk ‘mengikat’ pendengar agar tidak pindah gelombang.
Wawasan yang luas juga sangat wajib dimiliki oleh seorang penyiar radio karena masalah ini sangat berhubungan dengan segmentasi pendengar. Misalnya: pemakaian bahasa gaul yang up to date, informasi film-film yang sedang in, dsb.
Syarat mutlak terakhir adalah artikulasi vokal yang jelas dan talkactive. Maksudnya artikulasi di sini adalah penuturan kalimat yang jelas untuk setiap kali berbicara. Tidak boleh terdengar seperti gumaman atau terlalu banyak membuat banyak kesalahan saat berbicara. Ada bagusnya juga seorang penyiar memiliki vokal yang terdengar oke di mikrofon. Tapi, kalau tidak pun bukan menjadi masalah besar. Bahkan Rico Ceper pun bisa jadi penyiar radio Mustang meski memiliki keterbatasan dalam pengucapan huruf “R” alias cadel. Toh nantinya setiap penyiar akan memiliki suara dan gaya yang pas untuk dirinya sendiri.
Ayo coba ngelamar dari sekarang! Di Prambors, setiap lowongan penyiar terbuka, yang ngelamar bisa 400-500 orang lho, malah dulu sebelum screening diperketat (sekarang harus melampirkan contoh suara, red), HRD Prambors bisa kewalahan nerima 800-1000 lamaran kerja. Ckckckck... Setelah lolos screening dll, calon penyiar akan melalui proses training selama 3-6 bulan, trus mulai probation siaran di “jam aman” (regular time). Kedepannya, penyiar tersebut akan terlihat ‘laku-ga-laku’nya dari berbagai cara, misalnya dari data respon langsung, data riset Nielson, FGD, media value, dll.
Buat apa? Buat nentuin harga spot siaran kamu sendiri. Artinya, semakin banyak orang yang dengerin siaran kamu, semakin mahal harga spot kamu. Di sinilah peran penyiar dalam mengembangkan bisnis radio tempatnya bekerja. Kalo kamu udah berhasil bawa massa, maka bisa dipastikan kamu akan jadi aset yang sangat berharga. Karna itu seorang penyiar harus pinter-pinter bikin materi siaran yang oke punya (per 15 menit), biar ga ditinggal pendengernya. Dan jangan lupa, penyiar itu juga harus ngikutin etika media, jadi ga boleh ngomong sembarangan yah...
Nah enaknya jadi penyiar nih, jam kerjanya cukup fleksibel lho, cuma 2-4 jam sehari. Makanya banyak juga penyiar yang masih berstatus mahasiswa, secara jam kerjanya masih bisa dikompromikan ama jadwal kuliah gitu loh..
Music Director (MD)
Tugas utama dari seorang MD adalah memilih lagu-lagu dan jenis musik yang sesuai dengan target pendengar, yang akan diperdengarkan tiap harinya (playlist). Oleh karena itu, seorang MD dituntut untuk memiliki sense musik yang kuat. Hal ini juga ditekankan oleh Yuma Maharani, selaku MD Radio Paramuda Bandung.
Pengetahuan yang mendalam tentang musik, serta feeling yang tajam tentang lagu-lagu yang sedang dan bakal menjadi hit merupakan syarat lain yang tidak dapat diganggu gugat. Seorang MD juga bertugas untuk meng-update lagu-lagu baru dan mengganti lagu-lagu lama yang sekiranya bakal fade. Dalam sebuah stasiun radio, kehadiran MD sangatlah penting karena MD lah yang menentukan target jenis musik tertentu yang disukai oleh pendengar dan berhubungan dengan image stasiun radio itu sendiri. Tugas lain yang tak kalah penting adalah membuat tangga lagu (charts) secara berkala. Pembuatan charts ini umumnya mengacu pada rekapitulasi request lagu yang masuk dibantu dengan feeling untuk menentukan posisi urutan lagu. MD juga bertugas untuk mencari jenis lagu yang cocok untuk background sebuah program acara radio. Ibaratnya sebuah pesta, musik merupakan sebuah dekorasi yang dapat ‘mempercantik’ acara tersebut untuk hear catchy di telinga pendengar.
Kedengerannya terlalu santai, tapi jangan salah, tanggung jawab MD itu sebenernya lebih besar lho, soalnya 60% dari materi siaran itu kan musik, jadi bener-bener harus diperhitungkan dengan seksama, musik-musik mana aja yang akan diputer... Karna seandainya MD salah pilih lagu, dia akan kehilangan opportunity yang besar sekali. Persis kayak main saham kan? Jadi, biar nggak salah pilih lagu, MD juga dituntut untuk mengetahui needs dari pendengar/market radionya.
Program Director (PD)
Biasanya jabatan PD dipegang oleh para penyiar senior yang sudah kenyang makan asam garam dalam dunia radio. Seperti MD, PD juga merupakan sebuah posisi vital di dalam sebuah stasiun radio karena mereka yang bertugas dan bertanggung jawab terhadap semua program on air sebuah stasiun radio. Mulai dari perancangan konsep sampai pada program secara keseluruhan. Baik rancangan acara harian yang menarik hingga membuat event-event khusus, semisal wawancara dengan artis, promosi keliling, dsb. Oleh karena itu, seorang PD wajib memiliki kreativitas yang tinggi.
“Pada dasarnya, saat sebuah stasiun radio memutuskan untuk membuat sebuah program on air baru, perancangan konsepnya dirundingkan dengan seluruh staf radio. Bisa dibilang, sebuah acara radio itu bukan hasil dari kepala satu orang saja, tapi dari gabungan beberapa orang yang kita sebut sebagai tim sukses. Orang-orangnya ya kita-kita juga...,” jelas Athir, selaku PD Radio Paramuda Bandung sambil tertawa. Dalam keseharian tugasnya, PD dibantu oleh MD, script writer (yang bertugas untuk membuat naskah acara talk show) dan copy writer (yang bertugas untuk membuat adlips), juga melibatkan penyiar dan produser, tentunya.
Nah, PD ini juga berwenang untuk “memantau” laku-ga-laku-nya penyiar lho. Karna dari kacamata PD, penyiar nggak lebih dari “komoditas”. Sadis juga sih, hehe, tapi ya begitulah bisnis...
Produser
“Ce’es-an Penyiar”, itulah produser. Bersama penyiar, produser mikirin konsep kreatif program siaran, misalnya topik apa yang mau dibicarain hari ini. Di sini produser harus punya banyak stok topik, paling tidak untuk 1 minggu ke depan. Jadi, ‘dar-ling’ (sadar lingkungan, red) ato aware dengan apa yang lagi hangat diperbincangkan alias ga kuper, udah pasti jadi syarat utama untuk jadi produser.
Selain profesi-profesi di atas, masih ada lagi beberapa profesi lainnya yang layak diincar di dunia radio, yaitu:
- Station manager / General Manager
Dari nama jabatannya aja udah jelas-jelas bikin ngiler, hehe.... Tugasnya mengatur semua hal yang berhubungan dengan aktivitas sebuah stasiun radio, mulai dari manajemen karyawan (penyiar, MD, PD, serta para asisten mereka), perlengkapan on air, dan sebagainya.
- Asisten MD dan PD
Langkah awal merintis karir sebagai MD dan PD
- Script writer dan copy writer
Bertugas untuk membuat naskah untuk acara-acara talk show di radio dan iklan radio
- Traffic officer
Mengatur lalu lintas acara radio. Misalnya, kapan iklan harus masuk, kapan penyiar harus bicara, dsb. Posisi ini tidak selalu ada di setiap stasiun radio.
- Reporter
Sama halnya reporter majalah or tv, reporter di radio juga bertugas untuk mencari berita ‘di luar sana’ yang kemudian dilaporkan secara live (on air) pada waktu siaran.
Itulah profesi-profesi yang menjanjikan dari dunia broadcasting. Masih belom puas? Baca dulu yang di bawah ini...
SALARY: BERANI ADU SLIP GAJI!
Kru radio mungkin banyak dipandang sebelah mata sama orang, termasuk oleh karyawan kantoran. Padahal nih, kalo ngomongin soal pendapatan bulanan alias benefit alias gaji, nominal yang diterima oleh mereka atas hasil kerjanya tiap bulan, kompetitif banget loh! Malah kalo kerjaan kamu bener-bener bagus, ato kamu bisa menghadirkan banyak massa/pendengar (untuk penyiar), maka peluang kamu untuk mendapatkan gaji selevel CEO pun akan terbuka lebar!! Buktinya, banyak kan artis kita yang masih mau nyempet-nyempetin jadi penyiar di tengah kesibukannya yang padat --misal Ari Daging & Desta Club 80’s (Prambors), Iwed Ramadhan (Hard Rock FM), Indra Bekti (Trax FM)-. Soalnya, bayarannya menggoda siiich.. hihihi. “Pokoknya kalo orang-orang itu (yang ngeremehin broadcaster, red) ngeliat slip gaji gue, gue jamin mereka akan berubah pikiran deh... Kita mah keliatannya doang nggak kaya...,” kata Warman dengan pedenya.
BANYAK PELUANG UNTUK BROADCASTER
Yang paling enak dari bekerja di dunia broadcasting adalah, networking-nya yang luas udah pasti menjanjikan banyak peluang lain yang akan terbuka, baik dari dunia broadcasting itu sendiri (dari 1 perusahaan broadcasting ke perusahaan broadcasting lainnya) ato dari industri lain. Kalo ditanya bukti, nggak susah deh untuk cari contoh success story orang-orang yang mengawali karirnya dari dunia broadcasting lainnya. Misalnya Mutia Kasim, Farhan, Indy Barend, atau para komedian yang mulanya siaran di radio SK. Gitu juga dengan suksesnya Vena Annisa, mantan penyiar Prambors yang kini punya PH sendiri (ingat 'Katakan Cinta'?) dan aktif dengan VOA (Voice of America)-nya, 'n Sesa (juga mantan penyiar Prambors) yang sekarang lagi seru-serunya jadi Pemred salah satu free magazine yang terkenal di kalangan pelajar Jakarta. Paling nggak, penyiar radio itu sering kali diminta jadi MC untuk acara-acara off-air, atau jadi pengisi suara iklan/dubber.
Meski disini yang paling jelas terlihat banyak memiliki peluang lain adalah posisi penyiar, bukan berarti profesi broadcaster lainnya nggak dilirik lho! Seorang MD yang udah terbukti punya sense of music yang bagus, bisa dibajak perusahaan rekaman besar atas analisisnya itu, atau diminta untuk 'mengurusi' nada sambung ponsel oleh perusahaan telekomunikasi. Trus script writer/copy writer, bisa berkembang jadi content writer ato penulis naskah sinteron/film... PD? Apalagi... dengan banyaknya pengalaman yang dilimilikinya, udah pasti membuat PD banyak jadi inceran banyak perusahaan.
So...., udah mulai sirik ama karir broadcaster? Hehe.. Kalo emang minat, coba aja tekunin lagi dengan belajar di tempat-tempat kursus broadcasting, ato kalo masih bisa, langsung aja kuliah di kampus yang punya jurusan broadcasting, seperti D3 FISIP UI (Depok), Universitas Budi Luhur (Jakarta), Universitas Indonusa Esa Unggul (Jakarta), Universitas Sahid (Jakarta), London School (Jakarta), Universitas Mercu Buana (Jakarta), ARS International (Bandung), Universitas Padjajaran (Bandung), Universitas Sebelas Maret (Solo), Universitas Gajah Mada (Jogja), Universitas Airlangga (Surabaya).
Selamat mengudara!
Testimoni:
Cici Panda - Penyiar Prambors
“Duitnya lumayan, trus dapet fans & bisa side job pula!”
"Menurut gw jadi penyiar itu adalah profesi impian sejuta umat, gimana engga, modal ngomong tapi bisa dapet duit lumayan, digilai fans, kaya gw.. hehe, belum lagi bisa side job, dan bikin ngetop! Pokoknya asyik banget. Tapi jadi penyiar itu ga semudah yang lo bayangin tapi juga ga sesulit yang lo pikirin. Ya intinya kalo lo mau jadi penyiar yang paling penting lo harus gaul dulu tapi bukan sok gaul ye, arti gaul disini, lo harus tahu berita/informasi yang sedang up to date saat ini, suka musik, dan yang paling penting wawasan lo luas kaya gw…hehe. Kalo soal suara itu bisa dilatih kok, begitu juga untuk hal-hal yang sifatnya teknis. Tapi ada satu hal yang lebih penting dari semua itu, kalo lo pengen jadi penyiar, lo harus bikin surat lamaran dengan posisi penyiar dan lo cari deh stasiun radio mana yang butuh seorang penyiar.. hehe."
Okki Mucho - Penyiar & Music Director Prambors
“Fun banget!”
“Kerja jadi penyiar itu kaya ngga ngerasa kerja, soalnya fun banget. Jadi MD juga gitu. Tugasnya, nentuin setiap lagu yang mau diputer di setiap program siaran, trus juga nganalisa lagu-lagu baru, yang mana yang kira-kira bakal jadi hits... Gue udah 6 tahun kerja di prambors, dan menurut gu, kerja di radio itu sangat asik dan menjanjikan. Seru lah pokoknya.. Pesen gue buat yang mau jadi penyiar, sering-sering deh dengerin Prambors dari sekarang, terutama siaran gue, hehe..."
Warman Nasution - Dari Penyiar, MD sampe PD
“PD lebih menantang”
"Gue jadi penyiar dari tahun 2000 sampe 2004, trus setahun jadi MD (Maksiat Director, hehe), dan sekarang dipercaya jadi PD (Pembantu Dajjal, hahaha). Bagian yang paling seru menurut gue, ya di PD ini, karna lebih menantang. Gue dituntut untuk bisa ngeliat bisnis ini secara luas, jadi bukan cuma mikirin yang penting menarik aja, tapi juga harus mikirin dari segi bisnis (efisiensi biaya). Kerja di radio asik kok, boleh pake celana pendek, hehe.. penghasilannya juga ga kalah ama orang kantoran."
(Jastis, Lia, Tami)

0 Comments:
Posting Komentar
<< Home