Flash Magazine

Jumat, 01 Mei 2009

From Hobby To Career

Gali Potensi Dirimu

“Bukan nggak mungkin lho, pada akhirnya, hobi yang kemudian berkembang menjadi potensi itu, bisa kamu manfaatin sebagai sumber penghasilan, baik yang cuma sebagai penambah uang saku, atau yang serius menjadi profesi (karir).”

Hobi dan Bakat

Sebagai pelajar, kewajiban kita adalah menuntut ilmu untuk bekal masa depan kelak. Rutinitas yang kita hadapi sehari-hari, udah pasti belajar dan belajar. Dan sepertinya, belajar saat di sekolah dan kampus doang seakan kurang cukup bagi guru kita, sampe-sampe di rumah pun kita harus ngulang pelajaran lagi, entah karena ada tugas atau emang tuntutan biar bisa lebih kompetitif dengan siswa lainnya. Suntuk? Udah pasti. Mungkin hampir setiap orang bakal 'bisa gila' kalo otaknya terus-terusan dipake untuk mikir dan mikir. Akademis memang penting banget, tapi otak 'kan juga perlu istirahat!

Nah, sebenernya ada banyak cara untuk membuat rileks otak kita, tentunya dengan melakukan kegiatan yang ringan-ringan dong, yang nggak bikin panas otak! Misalnya, nonton tv, dengerin musik, hangout sama temen-temen, memanjakan diri di salon, atau main game. Kegiatan-kegiatan seperti ini memang dijamin enak banget untuk 'menyembuhkan' stress. Tapi, ada cara yang lebih jitu lagi lho untuk mengatasi penyakit otak, yaitu dengan melakukan kegiatan yang bener-bener menjadi passion kita, atau bisa dibilang sebagai hobi.

Banyak yang mengartikan hobi sebagai kegiatan yang dilakukan di waktu luang. Dan kegiatannya pun macem-macem, tergantung kesukaan masing-masing orang. Ada yang hobi fotografi, masak, naik gunung, otak-atik komputer, modifikasi kendaraan, basket, dan masih banyak lagi lainnya. Kamu juga punya hobi kan? Coba deh kamu inget-inget lagi, gimana perasaan kamu waktu kamu melakukan hobi kamu itu.. Suntuk? Nggak dong! Justru kamu akan merasa rileks dan excited banget, bukan?

Nah sekarang pikir lagi, seberapa sering frekuensi dan intensitas kamu melakukan hobi itu, seberapa seneng kamu melakukannya, dan seberapa puas kamu dengan hasil yang kamu dapatkan? Apakah ada orang lain yang pernah ngasih pujian tentang hasil dari hobi kamu itu? Iiiih ngapain sih nanya-nanya? Well, kenapa pertanyaan-pertanyaan itu wajib dipertanyakan kembali ke diri kamu adalah karena jawaban tersebut ternyata bisa membantu kamu untuk lebih mengetahui potensi diri kamu lho. Alias mengukur bakat. Biar bagaimanapun, yang paling tau kondisi diri kita ya kita sendiri. Mungkin ada kalanya kita mengucap, "ah gue nggak bakat ngelukis" waktu kita mencoba melukis dan hasilnya nggak banget, atau "wah hasil foto gue keren juga. Berbakat juga nih gue jadi fotografer". Narsis? Gapapa, asal banyak orang juga yang bisa mendukung kenarsisan kamu itu.

Urip Sedyowidodo, praktisi HR, menjelaskan mengenai definisi bakat. "Potensi/bakat adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri seseorang, 'inherent' tertanam dan merupakan karunia Allah SWT. " Persis seperti pengertian Ubaydillah tentang bakat dalam artikel psikologi yang ditulisnya, "Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan/keunggulan alamiah yang melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain."

Makanya nggak heran kalo bakat orang bisa berbeda-beda, karena ya tergantung dengan kemampuannya masing-masing. Malah, telaah Thomas Armstrong, pakar pendidikan dari Harvard University yang sering berkolaborasi dengan Howard Gardner dalam membahas kecerdasan, dalam tulisannya berjudul Little Genuises, mengungkapkan bermacam-macam bentuk bakat manusia, yaitu:


Acting Ability (akting / gerakan)

Adventuresomeness (kepetualangan)

Aesthetic perceptiveness (estitika)

Artistic Talent (artistik)

Athletic prowess (ke-atlit-an)

Common sense (pengetahuan umum)

Compassion (peduli orang lain, mudah tersentuh)

Courage (keberanian)

Creativity (kreativitas)

Emotional maturity (kematangan emosi)

Excellent memory (kehebatan menyimpan data / menghafal)

Imagination (imajinasi)

Inquiring mind (keingintahuan)

Intuition (intuisi)

Inventiveness (daya cipta, penemuan)

Knowledge of a given subject (Pengetahuan spesifik)

Leadership abilities (kepemimpinan)

Literary aptitude (bakat kesastraan)

Logical-reasoning ability (kemampuan berlogika)

Manual dexterity (ketangkasan manual / ketrampilan tangan)

Mathematical ability (kemampuan matematis)

Mechanical know-how (penguasaan mekanis)

Moral character (karakter moral)

Musicality (permusikan)

Passionate interest in a specific topic (kegairahan mengikuti / mendalami topik tertentu)

Patience (kesabaran)

Persistence (ketangguhan)

Physical coordination (kerapian fisik)

Political astuteness (kelihaian berpolitik)

Problem-solving capacity (kemampuan menghadapi masalah)

Reflectiveness (kemampuan merefleksikan)

Resourcefulness (kepandaian mengatasi masalah)

Self-discipline (disiplin-diri)

Sense of humor (naluri melucu)

Social savvy (pemahaman sosial)

Spiritual sensibility (ketajaman spiritual)

Strong will (kemauan keras)

Verbal ability (kemampuan mengungkapkan secara verbal)

Daftar itu belom seberapa lho, masih banyak lagi deretan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia. Jadi, buat kamu yang belom nemuin ranah bakat/potensi kamu, jangan takut!! Katanya, Tuhan menciptakan manusia dengan segala kebaikannya kok! Kamu tinggal terus menggali diri kamu sampe akhirnya menemukan potensi yang ada. Salah satu caranya, ya dari hobi tadi. Kegiatan yang kamu lakukan dengan penuh suka cita.

Aktualisasi Diri

Kalo kamu udah tau dimana bakat/potensi diri kamu, jangan berhenti sampe situ aja! Kecerdasan ibarat pisau, kalo nggak diasah ya bisa tumpul. Kata orang bijak sih gitu, hehe.. Tapi bener kok! Ya percuma aja lah kalo kita punya kemampuan tapi kita nggak tau gimana ngembanginnya.. Bisa ketinggalan jaman atuh... Bahasa gaulnya, nggak update!

Supaya potensi kita tetep terjaga utuh, ada baiknya kalo kita punya media untuk menyalurkan bakat tersebut, sekaligus untuk melatih dan mengembangkan bakat tersebut hingga lebih sempurna ke depannya. Yang paling populer sih, ikut aktif di ekskul, UKM, klub, atau tempat-tempat kursus informal. Join di komunitas dan ikutan forum juga bisa! Banyak cara deh. Tinggal sesuaikan aja ama dana yang ada. Ya kalo punya 'sponsor', belajar langsung di tempat kursus yang udah ternama bisa menjadi pilihan. Misalnya nih, sekolah fotografinya Darwis Triadi, sekolah animasi "Hello;motion", sekolah nyalon "Mustika Ratu", dll.

Tapi secara kita masih aktif di sekolah 'n kampus, bagus juga kalo kita turut aktif di kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan sekolah, atau gabung di Unit Kegiatan Mahasiswa. Toh pilihannya juga banyak banget. Bersyukurlah kita hidup di jaman sekarang, dimana kesempatan kita untuk mengembangkan diri terbuka dengan sangat lebar, dan didukung pemerintah, seperti yang tercantum dalam Permendiknas No.22/2006 tentang Standar Isi yang memuat pengembangan diri dalam struktur kurikulum, dibimbing oleh konselor, dan guru/tenaga kependidikan yang disebut pembina. Pengembangan diri yang dimaksud disini adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian dari integral dari kurikulum sekolah.

Pengembangan diri dianggap penting karena memiliki fungsi:

- Pengembangan: untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

- Sosial: untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tangung jawab sosial peserta didik

- Rekreatif: untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunkang proses perkembangan

- Persiapan karir: untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

Malah, SMAN 81 (Jakarta Timur), SMA Negeri yang tahun lalu menyandang predikat SMA Terbaik tingkat nasional (menyalip SMAN 8), sejak tahun 2002 sudah memasukkan kegiatan ekskul ke dalam kurikulum integralnya (menjadi intrakurikuler). Di sini nilai ekskul berperan sebagai salah satu syarat kenaikan kelas, jadi sifatnya wajib. Tujuannya? Tentu saja untuk mengembangkan bakat anak. "Otak kiri-kanan itu kan harus sama, tidak hanya belajar saja tapi dari segi lainnya juga harus. Sebagai sekolah unggulan, 81 kan pelajarannya ketat sekali, tapi dengan adanya kegiatan ekskul yang di inkul-kan, siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan bakatnya. Ternyata di sini orang tua mendukung, dan anaknya juga senang, jadi sampe detik ini sih berjalan mulus ya," kata Bu Damilah, pembina Ekskul Tari Tradisional (Tatra) SMAN 81.

Ekskul Tatra sendiri, merupakan salah satu dari 21 ekskul yang ada di SMAN 81, yang udah mengantongi banyak piala dari berbagai kejuaraan. Dengan jadwal latihan minimal seminggu sekali, peserta Tatra yang sampai 40 orang itu dianggap Bu Damilah memiliki bakat yang sangat bagus, sampai-sampai mereka sering diminta tampil untuk acara-acara pemerintahan. "Anak-anaknya sih pada suka ya kelihatannya. Dan lagi, biasanya kalo kamu mau sekolah di luar negeri untuk pertukaran pelajar kan harus punya skill, misalnya nari, nyanyi, dll. Ya kita bekalin dengan motivasi seperti itu aja, karena di sini kan peluang pertukaran pelajar sangat besar. Kita juga nerapin disiplin, latihan jam 8 ya pada dateng jam 8. Trus juga menjalin keakraban. Kadang-kadang seniornya di kelas 3 juga suka ikut ngebimbing juniornya."

Dari cerita Bu Damilah mengenai kegiatan ekskul Tatra, setidaknya kita bisa lebih memahami akan maksud dari fungsi-fungsi didirikannya ekskul -seperti yang udah dijabarkan sebelumnya- memang benar begitu adanya. Pokoknya apapun ekskulnya, yang pasti, akan betul-betul bermanfaat bagi kita. Udah bakat kita tersalurkan dan terlatih, kita juga bisa lebih intens bersosialisasi dengan temen-temen yang memiliki kesamaan minat. Dan bisa bikin rileks. Nggak suntuk lagi deeehhh..

Sumber Penghasilan

Nah sekarang nih, ceritanya kamu udah tau banget dimana potensi kamu, trus kamu juga rajin mengasahnya. Berarti, bisa dibilang kamu semakin potensial dong? Kan practice makes perfect, semakin intens kamu berlatih, semakin berkembanglah potensi kamu. Kalo memang seperti itu, bukan nggak mungkin lho, pada akhirnya, hobi yang kemudian berkembang menjadi potensi itu, bisa kamu manfaatin sebagai sumber penghasilan, baik yang cuma sebagai penambah uang saku, atau yang serius menjadi profesi (karir).

Banyak juga kan cerita narasumber flash dalam rubrik entrepreneur, hobi, career, dll, yang membangun karir/usahanya berkat hobi yang digelutinya? Misalnya, Entrepreneur Flash 07, Xait yang berawal dari doyan 'corat-coret' tembok namun akhirnya berhasil menghasilkan jutaan rupiah untuk karya sneaker custom-nya? Atau, Sani (Career Flash 01), yang sukses digaet perusahaan kreatif Singapura berkat hobi bikin ilustrasi komiknya? Pokoknya banyak banget lah contoh-contoh orang yang sukses berkat hobinya, yang tau dimana potensi dirinya, dan tau juga gimana cara ngembanginnya. Jadi nggak usah ragu lagi, gali terus potensi dirimu yaaaaaaa biar bisa sukses menuju masa depan. (TM)

Label:

posted by Flash Magazine at 01.23

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home